RABITHAH MELAYU BANJAR GELAR LOKAKARYA KEBANGSAAN TANGKAL PAHAM RADIKALISME DI BANUA KALIMANTAN SELATAN
- PENGEMBANGAN DIRI
- Anita Dini Septian

FOTO:
Dalam upaya menanggulangi ancaman paham radikalisme dan terorisme di Provinsi Kalimantan Selatan. Rabithah Melayu Banjar menghelat acara Lokakarya Kebangsaan dengan tema “Intoleransi, Radikalisme, Ekstremisme dan Terorisme: Gerakan Harmoni untuk Indonesia Maju” di Rattan Inn, Banjarmasin, pada Senin (7/2/2025). Acara ini didukung oleh Bank Kalsel dan Baznas Kalsel serta dihadiri oleh berbagai tokoh penting dari berbagai sektor.
Lokakarya ini menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten, di antaranya Prof. Dr. KH Hafiz Ansyari dari MUI Kalsel, Prof. Dr. H. Hadin Muhjad dari ULM, Prof. Dr. H. Mujiburrahman Rektor UIN Antasari, dan Takhlis Auzan mitra deradikalisasi. Mereka berbagi wawasan penting mengenai bagaimana menjaga persatuan bangsa dengan mengatasi ancaman intoleransi dan radikalisme.
Tak hanya itu, acara ini juga mendapat perhatian dari para pejabat tinggi, termasuk Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik Gubernur Kalsel, Adi Santoso, serta Kapolda Kalsel Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan yang diwakili oleh Kombes Pol Priyanto Priyo Hutomo. Hadir pula Katim 3 Idensos Bid Pencegahan Sathaswil kalsel Ipda Alim Sumarsono, JATMI Kalsel, serta tokoh masyarakat setempat.
Gubernur Kalsel, H. Muhidin, yang diwakili oleh Adi Santoso, mengungkapkan apresiasi tinggi terhadap lokakarya ini. “Kegiatan ini merupakan inisiatif penting dari Ormas Rabithah Melayu Banjar untuk menjaga kedamaian dan memberikan edukasi agar masyarakat terhindar dari pengaruh paham radikalisme,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolda Kalsel, melalui Kombes Pol Priyanto, menyampaikan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman. Namun, di era demokrasi saat ini, keberagaman sering kali memicu ketegangan. “Intoleransi dan radikalisme sering kali bermula dari pemahaman agama yang sempit dan rasa eksklusif yang menganggap kelompoknya paling benar,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa paham-paham seperti itu bisa berkembang menjadi terorisme jika tidak segera dibendung.
Sementara itu, Ketua Umum Rabithah Melayu Banjar, HM Syarbani Haira, menjelaskan bahwa lokakarya ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman kebangsaan dan menangkal paham radikal yang berkembang, terutama di Kalimantan Selatan. “Indonesia telah menyepakati Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara. Tidak ada tempat untuk ideologi yang bertentangan dengan itu,” ujarnya tegas.
Syarbani juga menekankan pentingnya peran negara dalam menjaga stabilitas ideologi nasional, bukan hanya fokus pada pembangunan fisik semata. Ia mencontohkan beberapa negara yang terpecah karena kelalaian dalam menjaga ideologi negara. “Kita tidak ingin Indonesia mengalami hal serupa,” imbuhnya.
Dengan digelarnya lokakarya ini, diharapkan dapat terwujud kesadaran bersama untuk menjaga persatuan, memperkuat nilai-nilai kebangsaan, dan mendorong dialog serta toleransi antar sesama, demi Indonesia yang lebih aman, damai, dan maju.