Direktur Intelkam Polda Kalsel Koordinasi dengan PMII Tanggapi Maraknya Premanisme di Wilayah Kalimantan Selatan
- PENGEMBANGAN DIRI
- Slamet Wicaksono

FOTO:
Banjarmasin, 8 April 2025 – Menghadapi masalah premanisme yang semakin meresahkan masyarakat di Kalimantan Selatan (Kalsel), Direktur Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Polda Kalsel, Kombes Pol. Hendra Putra, mengadakan pertemuan dengan pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalsel, yang diwakili oleh Ketua PMII Sdr. Tika, Sekretaris PMII Maulana, dan Wakil PMII David. Pertemuan yang berlangsung pada Selasa (7/4) di Markas Polda Kalsel ini bertujuan untuk mencari solusi efektif dalam menanggulangi aksi premanisme yang mengganggu ketertiban dan keamanan di wilayah tersebut.
Kombes Pol. Hendra Putra menjelaskan bahwa keberadaan premanisme, terutama dalam bentuk pemerasan terhadap pelaku usaha kecil dan menengah, telah memberikan dampak negatif terhadap perekonomian dan menciptakan rasa takut di masyarakat. “Premanisme adalah masalah yang harus segera ditangani secara holistik, melibatkan kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat. Kami berharap PMII sebagai organisasi mahasiswa dapat menjadi mitra strategis dalam upaya menciptakan kesadaran dan memberi edukasi kepada masyarakat tentang bahaya premanisme,” ungkap Kombes Hendra.
Selama pertemuan, Sdr. Tika, Ketua PMII Kalsel, menegaskan bahwa PMII Kalsel sangat prihatin dengan meningkatnya jumlah tindakan premanisme, yang tidak hanya merugikan individu tetapi juga merusak struktur sosial. “Sebagai bagian dari masyarakat, kami merasa terpanggil untuk berperan aktif dalam memberantas premanisme. Kami akan terus mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan dampak buruk yang ditimbulkan oleh tindakan premanisme dan berkolaborasi dengan pihak berwenang untuk menciptakan lingkungan yang aman,” ujar Tika.
Maulana, Sekretaris PMII Kalsel, menambahkan bahwa masalah premanisme seringkali berakar dari ketimpangan sosial dan ekonomi. “Penyebab utama premanisme sering kali terkait dengan ketidakadilan sosial, seperti kemiskinan dan rendahnya akses pendidikan. Untuk itu, salah satu langkah preventif yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan solusi terhadap masalah sosial-ekonomi tersebut, melalui program-program pemberdayaan masyarakat dan peningkatan pendidikan,” paparnya.
Wakil PMII Kalsel, David, turut menekankan pentingnya kerja sama antara aparat penegak hukum dan masyarakat dalam mencegah tindakan premanisme. “Kami menyadari bahwa pemberantasan premanisme tidak hanya menjadi tanggung jawab kepolisian, namun juga masyarakat. PMII Kalsel siap membantu dengan mengadakan berbagai program edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik, serta mempererat hubungan antara warga dan aparat keamanan,” ujar David.
Dalam pertemuan ini, disepakati bahwa PMII Kalsel akan menggelar berbagai kegiatan edukatif, seperti seminar, diskusi publik, dan kampanye sosial untuk menanggulangi premanisme. Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan mereka. Selain itu, PMII Kalsel juga berkomitmen untuk mendukung upaya kepolisian dalam memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara melaporkan tindakan premanisme serta langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencegahnya.
Sebagai langkah konkret, PMII Kalsel akan menyelenggarakan beberapa kegiatan yang melibatkan masyarakat, dengan tujuan untuk membangun kesadaran akan pentingnya menjaga keamanan bersama dan memerangi perilaku premanisme yang merugikan semua pihak.
Dengan adanya koordinasi yang lebih intensif antara Polda Kalsel dan PMII, diharapkan dapat tercipta solusi jangka panjang yang efektif untuk menanggulangi premanisme, sehingga Kalimantan Selatan dapat menjadi wilayah yang lebih aman, damai, dan sejahtera bagi seluruh lapisan masyarakat.